Home »
sains dan islam
» BIG BANG, LEDAKAN YANG MENGHANCURKAN PAHAM MATERIALISME (1)
BIG BANG, LEDAKAN YANG MENGHANCURKAN PAHAM MATERIALISME (1)
mase_wahid.harunyahya.com-Gagasan yang umum di abad 19 adalah bahwa alam semesta
merupakan kumpulan materi berukuran tak hingga yang telah ada sejak dulu kala
dan akan terus ada selamanya. Selain meletakkan dasar berpijak bagi paham materialis,
pandangan ini menolak keberadaan sang Pencipta dan menyatakan bahwa alam
semesta tidak berawal dan tidak berakhir.
Materialisme adalah sistem pemikiran yang meyakini
materi sebagai satu-satunya keberadaan yang mutlak dan menolak keberadaan apapun
selain materi. Berakar pada kebudayaan Yunani Kuno, dan mendapat penerimaan
yang meluas di abad 19, sistem berpikir ini menjadi terkenal dalam bentuk paham
Materialisme dialektika Karl Marx.
Para penganut materalisme meyakini model alam semesta
tak hingga sebagai dasar berpijak paham ateis mereka. Misalnya, dalam bukunya
Principes Fondamentaux de Philosophie, filosof materialis George Politzer
mengatakan bahwa "alam semesta bukanlah sesuatu yang diciptakan" dan
menambahkan: "Jika ia diciptakan, ia sudah pasti diciptakan oleh Tuhan
dengan seketika dan dari ketiadaan".
Ketika Politzer berpendapat bahwa alam semesta tidak
diciptakan dari ketiadaan, ia berpijak pada model alam semesta statis abad 19,
dan menganggap dirinya sedang mengemukakan sebuah pernyataan ilmiah. Namun,
sains dan teknologi yang berkembang di abad 20 akhirnya meruntuhkan gagasan
kuno yang dinamakan materialisme ini.
Astronomi Mengatakan: Alam Semesta Diciptakan
Pada tahun 1929, di observatorium Mount Wilson
California, ahli astronomi Amerika, Edwin Hubble membuat salah satu penemuan
terbesar di sepanjang sejarah astronomi. Ketika mengamati bintang-bintang
dengan teleskop raksasa, ia menemukan bahwa mereka memancarkan cahaya merah
sesuai dengan jaraknya. Hal ini berarti bahwa bintang-bintang ini
"bergerak menjauhi" kita. Sebab, menurut hukum fisika yang diketahui,
spektrum dari sumber cahaya yang sedang bergerak mendekati pengamat cenderung
ke warna ungu, sedangkan yang menjauhi pengamat cenderung ke warna merah. Selama
pengamatan oleh Hubble, cahaya dari bintang-bintang cenderung ke warna merah.
Ini berarti bahwa bintang-bintang ini terus-menerus bergerak menjauhi kita.
Jauh sebelumnya, Hubble telah membuat penemuan penting
lain. Bintang dan galaksi bergerak tak hanya menjauhi kita, tapi juga menjauhi
satu sama lain. Satu-satunya yang dapat disimpulkan dari suatu alam semesta di
mana segala sesuatunya bergerak menjauhi satu sama lain adalah bahwa ia
terus-menerus "mengembang".
Agar lebih mudah dipahami, alam semesta dapat diumpamakan
sebagai permukaan balon yang sedang mengembang. Sebagaimana titik-titik di
permukaan balon yang bergerak menjauhi satu sama lain ketika balon membesar,
benda-benda di ruang angkasa juga bergerak menjauhi satu sama lain ketika alam
semesta terus mengembang.
Sebenarnya, fakta ini secara teoritis telah ditemukan
lebih awal. Albert Einstein, yang diakui sebagai ilmuwan terbesar abad 20,
berdasarkan perhitungan yang ia buat dalam fisika teori, telah menyimpulkan
bahwa alam semesta tidak mungkin statis. Tetapi, ia mendiamkan penemuannya ini,
hanya agar tidak bertentangan dengan model alam semesta statis yang diakui luas
waktu itu. Di kemudian hari, Einstein menyadari tindakannya ini sebagai
'kesalahan terbesar dalam karirnya'.
Apa arti dari mengembangnya alam semesta?
Mengembangnya alam semesta berarti bahwa jika alam semesta dapat bergerak
mundur ke masa lampau, maka ia akan terbukti berasal dari satu titik tunggal.
Perhitungan menunjukkan bahwa 'titik tunggal' ini yang berisi semua materi alam
semesta haruslah memiliki 'volume nol', dan 'kepadatan tak hingga'. Alam
semesta telah terbentuk melalui ledakan titik tunggal bervolume nol ini.
Ledakan raksasa yang menandai permulaan alam semesta
ini dinamakan 'Big Bang', dan teorinya dikenal dengan nama tersebut. Perlu
dikemukakan bahwa 'volume nol' merupakan pernyataan teoritis yang digunakan
untuk memudahkan pemahaman. Ilmu pengetahuan dapat mendefinisikan konsep
'ketiadaan', yang berada di luar batas pemahaman manusia, hanya dengan
menyatakannya sebagai 'titik bervolume nol'. Sebenarnya, 'sebuah titik tak
bervolume' berarti 'ketiadaan'. Demikianlah alam semesta muncul menjadi ada
dari ketiadaan. Dengan kata lain, ia telah diciptakan. Fakta bahwa alam ini
diciptakan, yang baru ditemukan fisika modern pada abad 20, telah dinyatakan
dalam Alqur'an 14 abad lampau: "Dia Pencipta langit dan bumi"
(QS. Al-An'aam, 6: 101)
Teori Big Bang menunjukkan bahwa semua benda di alam
semesta pada awalnya adalah satu wujud, dan kemudian terpisah-pisah. Ini
diartikan bahwa keseluruhan materi diciptakan melalui Big Bang atau ledakan
raksasa dari satu titik tunggal, dan membentuk alam semesta kini dengan cara
pemisahan satu dari yang lain.
Big Bang, Fakta Menjijikkan Bagi Kaum Materialis
Big Bang merupakan petunjuk nyata bahwa alam semesta
telah 'diciptakan dari ketiadaan', dengan kata lain ia diciptakan oleh Allah.
Karena alasan ini, para astronom yang meyakini paham materialis senantiasa
menolak Big Bang dan mempertahankan gagasan alam semesta tak hingga. Alasan
penolakan ini terungkap dalam perkataan Arthur Eddington, salah seorang
fisikawan materialis terkenal yang mengatakan: "Secara filosofis, gagasan
tentang permulaan tiba-tiba dari tatanan Alam yang ada saat ini sungguh
menjijikkan bagi saya".
Seorang materialis lain, astronom terkemuka asal
Inggris, Sir Fred Hoyle adalah termasuk yang paling merasa terganggu oleh teori
Big Bang. Di pertengahan abad 20, Hoyle mengemukakan suatu teori yang disebut
steady-state yang mirip dengan teori 'alam semesta tetap' di abad 19. Teori
steady-state menyatakan bahwa alam semesta berukuran tak hingga dan kekal
sepanjang masa. Dengan tujuan mempertahankan paham materialis, teori ini sama
sekali berseberangan dengan teori Big Bang, yang mengatakan bahwa alam semesta
memiliki permulaan. Mereka yang mempertahankan teori steady-state telah lama
menentang teori Big Bang. Namun, ilmu pengetahuan justru meruntuhkan pandangan
mereka.
Pada tahun 1948, Gerge Gamov muncul dengan gagasan
lain tentang Big Bang. Ia mengatakan bahwa setelah pembentukan alam semesta
melalui ledakan raksasa, sisa radiasi yang ditinggalkan oleh ledakan ini
haruslah ada di alam. Selain itu, radiasi ini haruslah tersebar merata di
segenap penjuru alam semesta. Bukti yang 'seharusnya ada' ini pada akhirnya
diketemukan. Pada tahun 1965, dua peneliti bernama Arno Penziaz dan Robert
Wilson menemukan gelombang ini tanpa sengaja. Radiasi ini, yang disebut
'radiasi latar kosmis', tidak terlihat memancar dari satu sumber tertentu, akan
tetapi meliputi keseluruhan ruang angkasa. Demikianlah, diketahui bahwa radiasi
ini adalah sisa radiasi peninggalan dari tahapan awal peristiwa Big Bang.
Penzias dan Wilson dianugerahi hadiah Nobel untuk penemuan mereka.
Pada tahun 1989, NASA mengirimkan satelit Cosmic
Background Explorer. COBE ke ruang angkasa untuk melakukan penelitian tentang
radiasi latar kosmis. Hanya perlu 8 menit bagi COBE untuk membuktikan
perhitungan Penziaz dan Wilson. COBE telah menemukan sisa ledakan raksasa yang
telah terjadi di awal pembentukan alam semesta. Dinyatakan sebagai penemuan
astronomi terbesar sepanjang masa, penemuan ini dengan jelas membuktikan teori
Big Bang.
Bukti penting lain bagi Big Bang adalah jumlah
hidrogen dan helium di ruang angkasa. Dalam berbagai penelitian, diketahui
bahwa konsentrasi hidrogen-helium di alam semesta bersesuaian dengan
perhitungan teoritis konsentrasi hidrogen-helium sisa peninggalan peristiwa Big
Bang. Jika alam semesta tak memiliki permulaan dan jika ia telah ada sejak dulu
kala, maka unsur hidrogen ini seharusnya telah habis sama sekali dan berubah
menjadi helium.
Segala bukti meyakinkan ini menyebabkan teori Big Bang
diterima oleh masyarakat ilmiah. Model Big Bang adalah titik terakhir yang
dicapai ilmu pengetahuan tentang asal muasal alam semesta. Begitulah, alam
semesta ini telah diciptakan oleh Allah Yang Maha Perkasa dengan sempurna tanpa
cacat:
Yang telah menciptakan tujuh langit berlapis-lapis.
Kamu sekali-kali tidak melihat pada ciptaan Tuhan Yang Maha Pemurah sesuatu
yang tidak seimbang. Maka lihtatlah berulang-ulang, adakah kamu lihat sesuatu
yang tidak seimbang. (QS. Al-Mulk, 67:3)
Semoga artikel BIG BANG, LEDAKAN YANG MENGHANCURKAN PAHAM MATERIALISME (1) bermanfaat bagi Anda.
Post a Comment