Toilet Training ( Melatih anak untuk Buang Hajat Sesuai Tempatnya )
Istilah Toilet
Training (mengajarkan anak ke toilet) adalah cara anak untuk mengontrol
kebiasaan membuang hajatnya di tempat yang semestinya, sehingga tidak sembarang
membuang hajatnya, waktu Buang Air Kecil (BAK)
maupun Buang Air Besar (BAK).
Dalam mengajari
anak anda untuk menggunakan toilet
membutuhkan waktu, pengertian, dan kesabaran. Yang paling penting diingat
adalah, orang tua tidak bisa mengharapkan dengan cepat si anak langsung bisa
menggunakan toilet. Butuh proses dan pengertian dari orang tua.
Kapan waktu
yang tepat bagi bunda mengenalkan konsep toilet training. Ada beberapa pendapat
yang menyatakan dimulai pada umur 1 sampai 3 tahun, namun menurut American
Academy of Pediatrics, tak ada batasan usia yang tepat, semuanya tergantung
kesiapan fisik dan psikis si anak. Beberapa anak yang berusia 1 hingga 2 tahun,
sudah menunjukkan tanda-tanda siap namun banyak juga anak-anak yang hingga
berumur 30 bulan atau lebih, tidak siap dengan konsep toilet training.
Bunda ada beberapa
tanda anak sudah siap toilet training dan perlu diperhatikan :
- Setelah tidur siang atau minimal 2 jam dalam
sehari, anak dalam keadaan kering (tidak mengompol), cek popok atau diapers
anak anda
- Anak memberikan tanda-tanda atau kata-kata
(keinginan) untuk membuang hajat.
- Keinginan membuang hajatnya bisa diprediksi atau
berupa kebiasaan.
- Anak bisa berjalan sendiri ke kamar mandi dan
membuka pakaian/celana sendiri.
- Anak merasa tidak nyaman dengan diapers yang
kotor dan ingin diganti
- Anak tertarik dengan sendirinya menggunakan
toilet atau pispotnya.
Saat
mengenalkan anak toilet training, yang penting diingat bunda adalah :
- Umur anak antara usia 18 bulan dan 3 tahun,
sebelum mereka cukup dewasa untuk pergi sendiri ke toilet.
- Perlu diingat bahwa toilet training adalah
pengetahuan baru untuk anak Anda.
- Pujilah setiap keberhasilan kecil dan tetap
tenang jika terjadi kecelakaan.
Berikut tahapan
Toilet Training bagi anak anda :
- Biasakan anak ke WC dan lakukan secara rutin.
- Latih anak untuk duduk di toilet
- Jelaskan kegunaan dari toilet.
Dan yang
terakhir ada beberapa tips yang mungkin berguna saat bunda melatih anaknya dalam
toilet training:
- Ajarkan kepada anak Anda kata-kata yang
diperlukan untuk pelatihan toilet, seperti basah, kering, kebelet, pipis,
ee, dan lainnya.
- Memberi penjelasan penggunaan toilet kepada anak
dengan melakukan peragaan, misalnya dengan memperlihatkan membuang kotoran
di popoknya ke toilet.
- Jangan memaksa. Saat kebelet, tanyakan pada anak
apakah dia ingin menggunakan toilet. Gunakan toilet hanya bila dia tidak
keberatan.
- Biarkan anak bermain-main dengan toilet atau
duduk di atasnya berpakaian lengkap bila dia menginginkannya.
- Berhentilah melakukan pelatihan toilet untuk
sementara waktu jika anak Anda menjadi frustasi atau takut. Tidak ada
salahnya mengambil jeda pelatihan dan memulai lagi nanti.
- Biarkan anak melihat ke dalam toilet setelah
acara buang airnya “sukses”.
- Mengajak anak ikut menggelontor toilet untuk
membiasakan diri.
- Pastikan bahwa area toilet aman. Simpan sabun
mandi, deterjen, shampoo dan lainnya di luar jangkauan anak.
- Puji anak Anda setiap kali dia berhasil
menggunakan toiletnya
Demikian
informasi yang bisa kami sampaikan semoga bermanfaat, selamat mencoba
Bunda buang air
besar (BAB) dan air kecil (BAK) bukanlah suatu masalah besar, namun bagi anak
balita, mandiri untuk bisa BAB dan BAK hal yang patut diacungi jempol. Minimal,
anak bisa memberi tanda-tanda saat akan BAK atau BAB. Bagaimana melatih
kemandirian anak untuk bisa BAB atau BAK. Bagi orang tua baru ini merupakan
pengalaman pertama untuk mengajari anak mandiri dan bisa melakukan BAK dan BAB
pada tempatnya.
Istilah Toilet
Training (mengajarkan anak ke toilet) adalah cara anak untuk mengontrol
kebiasaan membuang hajatnya di tempat yang semestinya, sehingga tidak sembarang
membuang hajatnya, waktu Buang Air Kecil (BAK)
maupun Buang Air Besar (BAK).
Dalam mengajari
anak anda untuk menggunakan toilet
membutuhkan waktu, pengertian, dan kesabaran. Yang paling penting diingat
adalah, orang tua tidak bisa mengharapkan dengan cepat si anak langsung bisa
menggunakan toilet. Butuh proses dan pengertian dari orang tua.
Kapan waktu
yang tepat bagi bunda mengenalkan konsep toilet training. Ada beberapa pendapat
yang menyatakan dimulai pada umur 1 sampai 3 tahun, namun menurut American
Academy of Pediatrics, tak ada batasan usia yang tepat, semuanya tergantung
kesiapan fisik dan psikis si anak. Beberapa anak yang berusia 1 hingga 2 tahun,
sudah menunjukkan tanda-tanda siap namun banyak juga anak-anak yang hingga
berumur 30 bulan atau lebih, tidak siap dengan konsep toilet training.
Bunda ada beberapa
tanda anak sudah siap toilet training dan perlu diperhatikan :
- Setelah tidur siang atau minimal 2 jam dalam
sehari, anak dalam keadaan kering (tidak mengompol), cek popok atau diapers
anak anda
- Anak memberikan tanda-tanda atau kata-kata
(keinginan) untuk membuang hajat.
- Keinginan membuang hajatnya bisa diprediksi atau
berupa kebiasaan.
- Anak bisa berjalan sendiri ke kamar mandi dan
membuka pakaian/celana sendiri.
- Anak merasa tidak nyaman dengan diapers yang
kotor dan ingin diganti
- Anak tertarik dengan sendirinya menggunakan
toilet atau pispotnya.
Saat
mengenalkan anak toilet training, yang penting diingat bunda adalah :
- Umur anak antara usia 18 bulan dan 3 tahun,
sebelum mereka cukup dewasa untuk pergi sendiri ke toilet.
- Perlu diingat bahwa toilet training adalah
pengetahuan baru untuk anak Anda.
- Pujilah setiap keberhasilan kecil dan tetap
tenang jika terjadi kecelakaan.
Berikut tahapan
Toilet Training bagi anak anda :
- Biasakan anak ke WC dan lakukan secara rutin.
- Latih anak untuk duduk di toilet
- Jelaskan kegunaan dari toilet.
Dan yang
terakhir ada beberapa tips yang mungkin berguna saat bunda melatih anaknya dalam
toilet training:
- Ajarkan kepada anak Anda kata-kata yang
diperlukan untuk pelatihan toilet, seperti basah, kering, kebelet, pipis,
ee, dan lainnya.
- Memberi penjelasan penggunaan toilet kepada anak
dengan melakukan peragaan, misalnya dengan memperlihatkan membuang kotoran
di popoknya ke toilet.
- Jangan memaksa. Saat kebelet, tanyakan pada anak
apakah dia ingin menggunakan toilet. Gunakan toilet hanya bila dia tidak
keberatan.
- Biarkan anak bermain-main dengan toilet atau
duduk di atasnya berpakaian lengkap bila dia menginginkannya.
- Berhentilah melakukan pelatihan toilet untuk
sementara waktu jika anak Anda menjadi frustasi atau takut. Tidak ada
salahnya mengambil jeda pelatihan dan memulai lagi nanti.
- Biarkan anak melihat ke dalam toilet setelah
acara buang airnya “sukses”.
- Mengajak anak ikut menggelontor toilet untuk
membiasakan diri.
- Pastikan bahwa area toilet aman. Simpan sabun
mandi, deterjen, shampoo dan lainnya di luar jangkauan anak.
- Puji anak Anda setiap kali dia berhasil
menggunakan toiletnya
Demikian
informasi yang bisa kami sampaikan semoga bermanfaat, selamat mencoba
Semoga artikel Toilet Training ( Melatih anak untuk Buang Hajat Sesuai Tempatnya ) bermanfaat bagi Anda.
Post a Comment